Rabu, 29 April 2009

Rabab Galuak


Kesenian Rabab Galuak yaitu kesenian satu-satunya dari Kabupaten Padang Pariaman. Rabab Galuak yang bahannya terdiri dari tempurung kelapa yang besar damn kulit kambing serta dawai ekor kuda sehingga bisa mengeluarkan nada-nada tertentu. Pemain rabab galuak ini sejalan dengan dendang yang dibawakan oleh orang yang sama jadi pemain rabab galuak dengan keterampilan yang ganda yaitu Berabab Sambia Badendang. Dendang merupakan pantun–pantun bernuansa sastra yang sangat halus dari bahasanya dalam bentuk sindiran dan kiasan pada kehidupan masyarakat sehari-hari

Gandang Tasa



Kesenian Gandang Tasa adalah semacam alat musik perkusi yang dipukul terdiri dari 6 buah Tambur dan 1 buah Tasa. Menurut sejarah, Tambur ini berasal dari bagian kayu yang tersisa sewaktu pembuatan kapal Nabi Nuh di tanah arab kemudian dibawa oleh laut ke pantai Sumatera Barat yaitu ke Padang Pariaman . Pada masa sekarang Gandang Tasa digunakan untuk maarak anak daro jo marapulai, acara khatam alquran yang menanti tamu agung yang dating ke Padang Pariaman kemudian digabug dengan Silat Gelombang

Selasa, 28 April 2009

Luambek


Luambek berasal dari kata Lalu dan Ambek, artinya yang satu orang melakukan dan satu maambek jadi Maambek ini dikatakan silat jauh dalam artian tidak bersentuhan tapi hasilnya tampak mengena lawan sehingga lawan bisa menjadi jatuh dan sakit serta mengeluarkan darah dengan istilah Buluih Luambeknyo (itu pada masa dahulu) dan pada masa sekarang tidak dijumpai lagi karena buluambek merupakan bersilaturahmi. Luambek ini sejalan Dendang (Dampeang) dan pengiring lainnya.

Jumat, 24 April 2009

Makam Syekh Burhanuddin


Syekh Burhanuddin dikenal sebagai penyebar agama di Minangkabau pada abad ke-17. Beliau memiliki pengetahuan yang mendalam tentang agama Islam dan juga dipercayai memiliki kekuatan supranatural.
Meninggalnya Syekh Burhanuddin pada tanggal 10 Syafar tidaklah membuat kharisma beliau tertelan oleh bumi. Hal ini terbukti sampai saat ini makam beliau masih dikunjungi oleh peziarah. Bangunan makam tersebut bercirikan arsitektur masjid pada abad ke-16. Dapat ditemui di Kecamatan Ulakan Tapakis 12 kilometer dari Pariaman. Suasana religius sangat terasa disekeliling makam tersebut dan setiap pengunjung harus mengenakan pakaian muslim

Lubuk Bonta


Setelah ±45 kilometer meninggalkan Kota Padang menuju Simpang Kapalo Hilalang di Kecamatan 2X11 Kayutanam maka akan ditemui lokasi objek wisata yang bernama Lubuk Bonta. Sebelum memasuki lokasi maka pengunjung akan melewati perkebunan karet disebelah kiri dan di sebelah kanan, dan juga terdapat perusahaan minuman kemasan.

Setelah menempuh jarak sekitar 2 Km dari Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, maka ditemui sebuah telaga yang terbentuk oleh alam dengan air terjun sehingga membuat suasana "kembali ke alam" sambil menikmati buah durian.

Lubuk Bonta sebagai lokasi wisata yang terletak didaerah perbukitan memiliki lubuk alami dengan air terjunnya, sebuah lokasi yang menyenangkan untuk berenang bersama keluarga.

Lokasi wisata ini berada diwilayah Kecamatan Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman. untuk mencapai lokasi ini kita dapat menyewa kendaraan umum atau memakai kendaraan pribadi, sebelah kiri lebih kurang 40 Km jalan Raya Padang Bukittinggi.